KIBLAT.NET, Jakarta – Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli,
mengungkapkan setidaknya ada empat tuntutan jaksa terhadap dua anggota
Densus 88 yang diduga melakukan pelanggaran prosedur saat penyidikan
terhadap terduga teroris Siyono.
“Dalam sidang itu ada tuntutan Demosi, atau tidak percaya. Lalu tuntutan untuk dipindah tugaskan dari kesatuan Densus 88,” ungkap Boy Rafli kepada awak media di Jakarta, Kamis (28/04).
Boy melanjutkan, point berikutnya yang menjadi tuntutan dalam sidang kode etik adalah terduga pelanggar diminta untuk minta maaf kepada keluarga dan atasan, dikarenakan pelanggaran prosedur yang ia lakukan berakibat fatal.
Poin terakhir, Boy mengatakan “berkaitan masalah dapat diusulkan dalam sidang itu, pelanggar diberhentikan secara tidak hormat. Jadi penuntut menuntut kepada pimpinan sidang agar yang bersangkutan diusulkan kepada atasanya supaya diberhentikan”.
Dalam hal ini, Kasubag Berita Mabes Polri Eddy Junaidi menjelaskan bahwa dalam sidang internal kode etik ini, yang jadi penuntut maupun pembela adalah dari pihak kepolisian semua. Namun dibedakan berdasar jabatan ia ditempatkan sebagai apa dalam sidang kode etik itu.
Sidang kode etik yang digelar Divisi Provesi dan Pengamanan (ProPam) Mabes Polri terhadap dua anggota Densus 88 terkait pelanggaran prosedur yang berujung kematian Siyono pertama kali digelar Selasa (19/04). Sidang berlangsung tertutup meskipun Peraturan Kapolri Nomor 19 tahun 2012 Pasal 51 ayat 1 mengatur bahwa sidang kode etik seharusnya digelar secara terbuka.
Sidang ini dilanjutkan pekan depan namun tetap tertutup. Seluruh keterangan hasil sidang tersebut akan disampaikan oleh Humas Mabes Polri kepada publik.
Reporter: Jundi Karim
Editor: Hunef Ibrahim
“Dalam sidang itu ada tuntutan Demosi, atau tidak percaya. Lalu tuntutan untuk dipindah tugaskan dari kesatuan Densus 88,” ungkap Boy Rafli kepada awak media di Jakarta, Kamis (28/04).
Boy melanjutkan, point berikutnya yang menjadi tuntutan dalam sidang kode etik adalah terduga pelanggar diminta untuk minta maaf kepada keluarga dan atasan, dikarenakan pelanggaran prosedur yang ia lakukan berakibat fatal.
Poin terakhir, Boy mengatakan “berkaitan masalah dapat diusulkan dalam sidang itu, pelanggar diberhentikan secara tidak hormat. Jadi penuntut menuntut kepada pimpinan sidang agar yang bersangkutan diusulkan kepada atasanya supaya diberhentikan”.
Dalam hal ini, Kasubag Berita Mabes Polri Eddy Junaidi menjelaskan bahwa dalam sidang internal kode etik ini, yang jadi penuntut maupun pembela adalah dari pihak kepolisian semua. Namun dibedakan berdasar jabatan ia ditempatkan sebagai apa dalam sidang kode etik itu.
Sidang kode etik yang digelar Divisi Provesi dan Pengamanan (ProPam) Mabes Polri terhadap dua anggota Densus 88 terkait pelanggaran prosedur yang berujung kematian Siyono pertama kali digelar Selasa (19/04). Sidang berlangsung tertutup meskipun Peraturan Kapolri Nomor 19 tahun 2012 Pasal 51 ayat 1 mengatur bahwa sidang kode etik seharusnya digelar secara terbuka.
Sidang ini dilanjutkan pekan depan namun tetap tertutup. Seluruh keterangan hasil sidang tersebut akan disampaikan oleh Humas Mabes Polri kepada publik.
Reporter: Jundi Karim
Editor: Hunef Ibrahim
Blue Titanium Cerakote 3D Art - titaniumarts.com
ReplyDeleteBlue Titanium Cerakote 3D Art. Blue titanium cerakote 3D Art. Blue cerakote raw titanium 3D Art. Blue titanium max cerakote 3D Art. titanium anodizing Blue titanium cerakote 3D Art. ion titanium on brassy hair Blue titanium cerakote 3D titanium undertaker Art.